Jumat, 22 April 2016

pengenanalan ordo serangga parasitoid dan predator



I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
            Pada tanaman perkebunan sering dijumpai berbagai jenis serangga. Tidak semua jenis serangga tersebut berstatus hama. Beberapa jenis di antaranya justru merupakan serangga berguna, misalnya penyerbuk dan musuh alami (parasitoid dan predator). Di antara serangga-serangga hama, ada yang dikelompokkan sebagai hama utama karena memiliki potensi biotik (daya reproduksi, daya makan atau daya rusak, dan daya adaptasi) yang tinggi. Untuk mengendalikannya, petani pada umumnya menggunakan pestisida (kimiawi) yang diaplikasikan secara terjadwal dengan frekuensi tinggi, tanpa memperhatikan keadaan populasi di lapang. Penggunaan insektisida menjadi berlebihan sehingga seringkali tidak mengenai sasaran, bahkan dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap pendapatan petani, maupun lingkungan, seperti musnahnya serangga berguna dan munculnya gejala resurgensi dan resistensi hama. Cara tersebut dilakukan karena belum tersedia cara pengendalian lain yang efektif dan tidak berdampak negatif di tingkat petani.( Triharso. 2004)
Pengendalian  hama terpadu merupakan pengendalian hama yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan unsur-unsur alami yang mampu mengendalikan hama agar tetap berada pada jumlah dibawah ambang batas yang merugikan yang terkendali dan juga aman atau tidak berbahaya bagi tanaman serta makhluk hidup lainnya. (Juanda & Cahyono, 2005).
            Manfaat memperlajari serangga predator dan parasit dalam bidang pertanian adalah agar dapat mengetahui jenis serangga yang merugikan atau menguntungkan yang dilihat dari bentuk tubuh dan aktifitas hidupnya terhadap tumbuhan. Serangga parasit umumnya merugikan sedangkan serangga predator bersifat menguntungkan karena membantu petani mengurangi serangan hama. Selain itu dapat diketahui pula cara serangga tersebut menyerang dan menjadi predator bagi serangga lain.

1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan materi Pengenalan Ordo Serangga Parasit dan Predator adalah untuk mengetahui perbedaan lebih jelas antara serangga parasit dengan predator (dalam hal habitat, jumlah inang/mangsa, keaktifan dan ukuran tubuh) sehingga memudahkan identifikasi.
           


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Serangga Secara Umum Dan Golongannya
            Serangga (disebut pula insekta yang berasal dari bahasa latin insectum) adalah salah satu kelas avertebrata di dalam filum arthropoda yang memiliki exoskeleton berkitin, tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian (kepala, throax, dan abdomen), tiga pasang kaki yang pangkalnya menyatu, mata majemuk, dan sepasang antena. Serangga termasuk salah satuu kelompok hewan yang paling beragam, mencakup lebih dari satu juta spesias dan menggambarkan lebih dari setngah organisme hidup yang telah di ketahui (Wikipedia, 2013).
            Berdasarkan klasifikasinya, insecta dibedakan menjadi dua (2) subkelas, yaitu apterygota (tak bersayap) dan pterygota (bersayap). Ciri- ciri subkelas dari apterygota yaitu : tidak bersayap, tidak mengalami metamorfosis (ametabola).Tipe mulutnya menggigit, batas antara kepala, dada, dan perut tidak jelas.Antenanya panjang tidak beruas-ruas, contoh speciesnya yaitu kutu buku (Lepisma sacharina ,kutu buku dapat merusak buku karena dapat mengeluarkan enzim selulase.
Ciri-ciri subkelas dari pterygota yaitu : Memiliki sayap, mengalami metamorphosis, tipe mulutnya bervariasi (borror, 2009).
2.2. Pengertian Serangga Predator Dan Serangga Parasitoid
Serangga predator atau pemangsa adalah makhluk hidup yang memakan makhluk hidup lainnya. Pemangsaan tersebut merupakan suatu cara hidup yang bersumber dari makanannya yanag diperoleh dengan menangkap, membunuh, dan memakan hewan lain. Serangga predator pada umumnya memakan jenis serangga yang lebih kecil atau lebih lemah, untuk sekali makan, dan memangsa satu atau lebih serangga dan biasanya serangga tersebut aktif dan kuat, hidup terpisah dari mangsa mereka dan seringkali mencari serangga ke tempat berbeda untuk waktu makan yang berbeda (Adisubroto, W. 1990).
Serangga parasit adalah serangga yang hidupnya di dalam atau menumpang pada binatang atau serangga lain dan menjadikan binatang yang ditumpanginya sebagai sumber kehidupannya. Umumnya parasitoid berukuran lebih kecil daripada inangnya (serangga hama) dan satu individu parasitoid hanya memerlukan satu individu inang untuk berkembang menjadi dewasa. (Hartati, 2009).
2.3. Perbedaan Serangga Predator Dan Parasitoid
            Serangga predator merupakan organism yang dalam hidupnya menyerang atau memakan individu lain yang disebut sebagai mangsa (yang berasal dari satu atau lebih spesies) bagi perkembangan hidupnya, dan dilakukan secara berulang-ulang (Buku Panduan Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, 2016).
            Serangga prasitoid merupakan organism yang hidupnya mengambil keuntungan dalam memperoleh makanan dan perlindungan dari suatu individu oraganisme lain yang ditumpanginya, yang menyebabkan inangnya menderita sakit atau mati (Buku Panduan Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, 2016).
2.4. Ordo Serangga Predator Dan Parasitoid Beserta  Contohnya
Beberapa penggolongan serangga predator antara lain : i) Ordo Orthoptera (bangsa belalang) merupakan pemakan tumbuhan, namun ada beberapa diantaranya yang bertindak sebagai predator. Contoh : kecoa (Periplaneta sp.), Belalang sembah (Hierodula vitrea), dan belalang kayu (Valanga nigricornis drum), ii) Ordo Hemiptera (bangsa kepik) merupakan ordo yang memiliki anggota sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago), namun beberapa diantaranya bersifat predator yang menghisap cairan tubuh serangga lain. Contoh : kepik hijau (Nezara viridula L.), Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb), dan Bapak puncung (Dysdercus cingulatus F.), iii) Ordo Coloeptera (bangsa kumbang) angotanya ada yang bertindak sebagai tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Contoh : kumbang badak (Oryctes rhinoceros L.) dan Kumbang buas (predator) Coccinella sp (Triharso, 2004).
Beberapa penggolongan serangga parasit antara lain : i) Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk) anggotanya meliputi serangga tumbuhan, penghisap darah, predator dan parasitoid. Contoh : lalat buas (Lepitogaster miegan); ii) Ordo hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut) merupakan kelompok besar parasitoid yang sangat penting. Contoh : parasit pinggang ramping (Xanthopimpla sp.) (Triharso, 2004).

III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan materi Pengenalan Ordo Serangga Parasit dan Predator dilaksanakan pada hari Rabu, 06 April 2016 pada pukul 15:00-16:40 WIB di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2. Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan dalam praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan materi Pengenalan Ordo Serangga Parasitoid dan Predator antara lain : capung jarum (Agriochinensis pygmae), kumbang lebing (Monochillus sexmaculata), parasit pinggang ramping (Xanthopimpla sp), lalat buas (Lepitogaster miegan), dan belalang sembah (Himenopus coronotus), sedangkan alat yang digunakan antara lain : lup, alat gambar, alat tulis, pinset, dan gelas ukur, dan alcohol 70%.

3.2. Cara Kerja
            Cara kerja yang dilakukan pada praktikum dengan materi Pengenalan Ordo Serangga Predator dan Parasitoid adalah dengan membuat hasil pengamatan dalam bentuk gambar, yaitu :
a.       Membentuk serangga secara utuh.
b.      Masing-masig bagian (sayap depan dan belakang, kepala (caput), dada (thorax), perut (abdomen) dan kaki.
c.       Melakukan pengklasifikasian (spesies, genus, ordo, dan familia), serta biologi serangga tersebut (telur-larva-imago atau telur-nimfa-imago) pada serangga predator dengan mangsanya, serangga parasit dengan inangnya.
d.      Membuat resume singkat yag menyangkut perbedaan serangga parasit dan predator tersebut (habitat, jumlah inang/mangsa, keaktifan dan ukuran tubuh) dan mencantumkan dalam laporan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
No.
Nama Serangga
Ordo
Tipe Perkembangan
Tipe Alat Mulut
Golongan Serangga
Mangsa/Inang
1.
Capung jarum
(Agriochenispygmae)
Odonata
paurometabola
Menggigit, mengunyah
Predator
Penggerek batang dan semut
2.
Kumbang lembing
(Monochillus sexmaculata)
Coleoptera
Holometabola
Menggigit, mengunyah
Predator
Kutu loncat
3.
Parasit pinggang ramping
(anthopinepla sp)
Hymenoptera
Holometabola
Menusuk, menghisap
Parasit
Larva ngengat
4.
Lalat buas (Lepitogaster miegan)

Diptera
Holometabola
Menggigit
Predator
Jangkrik
5.
Belalang sembah (Himenopus coronotus L.)
Orthoptera
Paurometabola
Menggigit, mengunyah
Predator
Belalang kayu, kutu daun

4.2. Pembahasan
4.2.1. Capung Jarum (Agriochemis pygmae)
13015627_1011703158909293_2022217815756877196_n.jpg12987030_1011703165575959_2718951397836840456_n.jpg
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 1. Capung jarum
            Klasifikasi dari capung jarum (agriochemis pygmae) antara lain : kingdom: animalia, phylum arthopoda, kelas insect, ordo odonata, family coenayrionidae, dan genus agriocernis.
            Capung jarum (agriochemis pygmae) merupakan ordo dari odonata. Tipe perkembangannya adalah paurometabola, yaitu berupa telur-nimfa-imago. Capung biasa menaruh telurnya pada tumbuhan yang berada di air yang menggenang. Setelah menetas telur akan berubah menjadi nimfa dan akan hidup di dalam air sampai memasuki tahap imago. Nimfa capung hidup di dalam air dan bernafas menggunakan ingsang internal dan akan kluar setelah menjadi capung dewasa. Capung jarum memiliki tipe mulut berupa menggigit-mengunyah. Tipe mulut ini mendukung capung dalam memangsa serangga lain yang menjadi mangsanya. Golongan serangga dengan ordo odonata ini adalah predator, dengan mangsanya yaitu penggerek batang, dan semut.
           



4.2.2. Kumbang Lembing (Monochillus sexmaculata)
12974387_1011703172242625_8338754525896245420_n.jpg12987030_1011703165575959_2718951397836840456_n.jpg
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 2. Kumbang Lembing
            Klasifikasi dari kumbang lembing (Monochillus sex) antara lain kingdom : animalia, filum : arthopoda, klas : insekta, subklas : pterygota, ordo : coleopteras, famili : coccinellidae, genus : monochillus, dan spesies Monochillus sexmaculata.
            Kumbang  lembing (Monochillus sex) merupakan ordo dari coleopteran. Tipe perkembangannya adalah holometabola, yang mana pada tipe perkembangan ini serangga akan melalui fase telur-larva-pupa-imago. Setelah kumbang lembing bertelur, kumbang lembing akan memilih tempat yang banyak dihuni oleh serangga mangsanya agar ketika menetas, larva kumbang lembing mendapat cukup makanan. Telur-telur kumbang lembing biasanya memerlukan waktu seminggu untuk menetas. Setelah menetas, kumbang lembing akan memasuki fase larva. Larva yang telah mencapai ukuran tertentu akan berganti kulit dan akan berhenti makan ketika memasuki fase kepompong pada usia dua minggu sejak pertama kali menetas. Setelah melewati fase kepompong, kumbang lembing akan memasuki fase imago. Alat mulut kumbang lembing bertipe penggigit-pengunyah. Kumbang lembing termasuk serangga predator, dengan mangsa yaitu kutu loncat (Psyllidae). Sedangkan fase penyerangan kumbang lembing, biasanya kumbang lembing memakan serangga lainnya seperti kutu daun, selain memakan kutu daun, kumbang ini juga memakan tungau pada singkong (Pracaya, 2010).


4.2.3. Parasit Pinggang Ramping (Xanthopimpla sp)
12993574_1011703182242624_3854322064553354375_n.jpg12987030_1011703165575959_2718951397836840456_n.jpg
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3. Parasit Pinggang Ramping
            Klasifikasi dari parasit pinggang ramping antara lain kingdom : animalia, filum : arthopoda, klas : insekta, subklas pterygota, ordo : hymenoptera, famili : icheumanidae, genus xanthopinepla, dan nama spesies anthopenelpa sp.
            Parasit pinggang ramping merupakan ordo dari hymenoptera. Tipe perkembangan serangga ini adalah holometabola, yang mana pada tipe perkembangan serangga ini melalui fase berupa telur-larva-pupa-imago. Larva parasit pinggang ramping bergantung pada induknya yang meletakkan telurnya di dekat makanannya, karena pada fase larva, parasit pinggang ramping tidak memiliki mata, kaki, dan rahang. Larva parasit pinggang ramping yang bertumbuh akan mengalami pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi kepompong. Setelah menjalani fase kepompong, serangga ini menunggu sejenak agar sayapnya kering sebelum bisa dipakai untuk terbang. Parasit pinggang ramping memiliki tipe mulut menusuk-menghisap, dikarenakan serangga ini bertindak sebagai parasit. Fase penyeranga parasit pinggang ramping yaitu mengambil keuntungan dari makhluk hidup lain di sekitarnya seperti pada larva ngengat.


4.2.4. Lalat Buas (Lepitogaster meigan)
13051739_1011703145575961_2100375919769626956_n.jpg12987030_1011703165575959_2718951397836840456_n.jpg
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 4. Lalat Buas
Klasifikasi dari lalat buas antara lain kingdom : animalia, filum : arthopoda, klas : insekta, subklas : pterygota, ordo : diptera, famili : asilidae, genus : leptogaster, dan spesies : leptogaster miegan.
            Lalat buas (Lepitogaster meigan) merupakan ordo dari dipteral. Tipe perkembangan serangga ini adalah holometabola, yang mana pada tipe perkembangan serangga ini melalui fase telur-larva-pupa-imago. Dalam siklus hidupnya, lalat buas betina bertelur di dalam tanah, kayu busuk, kotoran binatang atau di tempat lain yang serupa. Pada fase larva, lalat buas bertahan hidup dengan memakan larva serangga lain atau memakan daun, kayu, dan bahan lain yang busuk. Larva akan menjadi pupa dalam kepompong. Lalat buas memiliki tipe mulut penggigit-pengunyah. Golongan serangga ini adalah predator. Dalam fase mekanismenya, lalat buas dapat dikaitkan sebagai predator yang efektif dalam penanggulangan hama secara hayati karena serangga ini memangsa cukup banyak jenis serangga lain, contohnya jangkrik (Gryllidae) (Pracaya, 2010).


4.2.5. Belalang Sembah (Himenopus coronotus L)
12986983_1011703155575960_2943367501240360373_n.jpg12987030_1011703165575959_2718951397836840456_n.jpg
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 5. Belalang Sembah
            Klasifikasi dari belalang sembah antara lain kingdom : animalia, filum : arthopoda, klas : insekta, subklas : terygota, family : mantidae, genus : himenopus dan spesies : himenopus corondus L.
            Belalang sembah (Himenopus corontus L.) merupakan ordo dari pterygota. Tipe perkembangan serangga ini adalah paurometabola, yang mana pada tipe ini perkembangan serangga ini melalui fase tlur-nimfa-imago. Pada saat bertelur belalang sembah meletakkan telurnya pada ranting atau bagian tanaman yang lainnya. Setelah mletakkan telurnya belalang sembah akan menutupi telurnya dengan cairan seperti buih yang akan mengeras dan setelah menetas nimfa akan muncul dengan jumah puluhan hingga ratusan, tetapi perkembangannya lambat. Selama proses pertumbuhannya nimfa belalang sembah akan beberapa kali berganti kulit sehingga mancapai proses imago. Belalang sembah akan memakan belalang jantan sesudah perkawinan. Belalang sembah memiliki tipe mulut berupa menggigit-mengunyah. Belalang sembah termasuk dalam serangga predator. Pada fase penyerangan, belalang sembah menyerang serangga-serangga yang berukuran lebih kecil dari pada bentuk tubuhnya. Belalang sembah biasanya menunggu sampai mangsanya cukup dekat dan dia akan menangkap mangsa dengan gerakan cepat menggunakan kedua kaki depannya yang dilengkapi duri kecil untuk menusuk mangsanya (Pracaya, 2010).


V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
            Serangga predator memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari mangsanya, memangsa semua stadia perkembangan mangsanya, memerlukan banyak mangsa untuk menyelesaikan siklus hidupnya, mencari mangsa adalah yang jantan dan betina, dan mematikan mangsa untuk dirinya sendiri. Sedangkan serangga parasit memiliki ukuran yang lebih kecil dari inangnya, hanya memerlukan satu inang untuk perkembangannya, yang bertindak sebagai adalah imago betina, dan mematikan inangnya untuk keturunannya.
5.2. Saran
            Agar dalam praktikum selanjutnya laporan lebih di sesuaikan dengan format yang ada.

















DAFTAR PUSTAKA
Tiharso, 2004. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University.
Yogyakarta
Pracaya, 2010. Mengenal Ordo Serangga Predator dan Parasitoid jilid 4. Jakarta : Penebar Swadaya















Lampiran
12974387_1011703172242625_8338754525896245420_n.jpg

12993574_1011703182242624_3854322064553354375_n.jpg13051739_1011703145575961_2100375919769626956_n.jpg

12986983_1011703155575960_2943367501240360373_n.jpg